Senin, 06 April 2015

jangan takut menikahiku

Jangan Takut Menikahiku. Apapun Jalan Ceritanya, Aku Akan Bersyukur Jadi Pendamping Hidupmu

Begitu banyak mimpi-mimpi dan harapan masa lalu yang akhirnya pelan-pelan pudar seiring bertambahnya usia. Salah satunya adalah harapan dan angan-anganku tentang sebuah pernikahan impian bersama calon suamiku kelak.
Bayangan tentang perikahan impianku semakin hari semakin pudar seiring dengan berjalannya waktu. Bukannya tak berusaha untuk mewujudkannya, tapi pada realitanya tak semua hal yang kita inginkan bisa terwujud. Mau tak mau, suka tak suka, inilah hukum alam yang harus dengan ikhlas kita terima.
Ya, impianku tentang perhelatan pernikahan kita memang sangat sempurna, tapi tenanglah, aku tak akan pernah menuntutmu untuk mewujudkannya wahai calon imamku. Jangan takut menikahiku hanya karena kau tak sanggup menjadikan pernikahan impianku menjadi sebuah kenyataan.

Aku memimpikan sebuah lamaran romantis yang tak akan kulupakan seumur hidup. Tapi apapun jalan ceritanya, nanti tak akan mengubah perasaanku padamu

Aku ingin sebuah lamaran yang romantis
Aku ingin sebuah lamaran yang romantis via www.pinterest.com
Tahukah wahai calon imamku? Sedari dulu aku memimpikan sebuah lamaran yang romantis beserta kejutan manis yang tak pernah kuduga. Dilengkapi juga dengan adanya dokumentasi agar nanti aku bisa melihat ekspresiku kembali saat kau memintaku menjadi teman hidupmu.
Aku ingin dilamar dengan cara yang manis dan tak biasa. Mungkin dengan balon warna-warni atau bunga mawar yang indah dengan sebuah cincin terselip diantaranya. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia aku sadar, toh keinginanku yang mungkin sedikit berlebihan itu tak mudah untuk terjadi.
Aku sadar betul, ada keterbatasan waktu dan biaya, atau mungkin saja kau memang bukan tipe pria yang romantis. Kau pasti punya caramu sendiri untuk meminangku. Maka biarlah semua mengalir seadanya saja.
Tenanglah, aku tidak sedang menuntutmu. Apapun caramu, aku akan tetap merasa bahagia. Toh meskipun lamaran impianku tak bisa terwujud, tak akan mengurangi sakralnya hubungan pernikahan kita nanti. Namun satu hal pasti yang selalu kuinginkan untuk terwujud adalah, laki-laki tampan yang dating untuk melamarku adalah dirimu.

Aku menginginkan pesta pernikahan sederhana, namun tetap sakral dan penuh cinta. Tapi kalaupun harus taat dengan prosesi adat kita, aku akan tetap bahagia bersanding di pelaminan bersamamu

Pesta pernikahan yang sederhana saja
Pesta pernikahan yang sederhana saja via brideandbreakfast.ph
Aku ingin pernikahan sederhana, dengan tema vintage dan mengundang orang-orang terdekat saja. Rasanya pesta kebun sederhana akan terlihat manis, apalagi tamu-tamu kehormatan kita pasti akan merasa dekat satu sama lain.
Tapi tentu saja itu tak mudah untuk terealisasi. Bagaimanapun juga, kita harus mengikuti adat juga. Orangtua kita sudah pasti punya keinginan yang berbeda. Mungkin sejak kita sudah mulai menunjukkan keseriusan kita dihapan mereka, dibenak mereka juga sudah terlintas bayangan pesta kita di kepala mereka. Mereka pasti menginginkan pernikahan yang sewajarnya saja, yang syarat dengan prosesi adat istiadat kita.
Padahal aku ingin pesta kita nanti bahkan bisa kita dekorasi sesuai imajinasi kita, dengan tambahan ornamen uniknya supaya bisa kita kenang dan banggakan pada anak kita nanti. Aku rasa tirai dihisai bunga dan dua kursi sederhana akan jadi lebih manis daripada pelaminan dengan harga berjuta-juta. Tapi seandainya pun mimpi ini tak jadi nyata, toh aku pernah berimajinasi tentangnya.
Belum lagi masalah undangan pernikahan, yang kuharap dengan tampilan lucu dan menggemaska. Tapi aku sadar, itu hanyalah keinginanku secara sepihak saja. Aku tak akan memasksakan semuanya harus sesuai dengan seleraku. Aku paham dengan baik, bahwa ini adalah hari besar kita berdua dan keluarga kita. Semua harus diputuskan bersama, agar semua bisa ikut berbahagia.

Ingin rasanya membuat souvenir pernikahan dengan tanganku sendiri. Tapi jika itu tak juga disetujui, aku tak akan mundur selangkah pun untuk jadi istrimu

Sepertinya sulit membuat souvenir sendiri
Aku juga ingin membuat souvenir pernikahan sendiri via www.trusted-host.com
Kamu tahu, ‘kan kalau aku punya hobi membuat kerajinan tangan? Ya, tentu saja aku tak ingin menyia-nyiakan keterampilanku itu. Aku ingin sekali membuat prakarya unik sebagai souvenir acara pernikahan kita nanti.
Aku sangat senang sekali saat kamu menyetujui usulku itu. Terima kasih karena kau mau mempercayaiku untuk membuat kenang-kenangan pernikahan kita untuk para tamu undangan nanti. Tetapi, lagi-lagi banyak yang tak setuju dengan ideku itu.
Tiap kali aku bergelut dengan gunting, benang, kain dan lem-lem di ruang kerjaku, selalu terdengar nasehat yang mematahkan semangatku. Menurut mereka akan lebih menghemat waktu jika aku membelinya saja. Ah, sayang… aku kecewa. Saat aku ingin berkreasi untuk hari bahagia kita nanti, orang-orang justru tidak mengizinkannya.
Tapi sekali lagi tenanglah, sayangku. Jangan pikirhanya karena masalah ini aku lantas mengurungkan niat untuk jadi istrimu. Biarlah saja, meski aku tak bisa berkreasi untuk pernikahan impian kita, yang terpenting tamu-tamu undangan bisa turut berbahagia melihat kita duduk bersanding di pelaminan. Walau souvenirnya biasa saja, aku yakin mereka akan senantiasa tulus mendoakan rumah tangga kita.

Dari dulu aku memimpikan bulan madu yang penuh romansa bersamamu. Namun itu bukanlah tuntutan yang harus kau penuhi, mari kita nikmati setiap waktu yang ada berdua dengan sukacita

Setelah hari besar itu, aku ingin bulan madu denganmu
Aku memimpikan bulan madu yang penuh dengan romansa via www.pinterest.com
Ketika acara sederhana nan sakral itu usai, aku ingin pergi menjelajah surga bersamamu. Honeymoon — begitulah orang-orang menyebutnya. Aku ingin menghabiskan waktu di pinggir pantai, menikmati waktu kita penuh dengan romansa, bangun disampingmu sambil mendengar deburan ombak dan memotret kenangan indah kita hingga sang surya pamit dari hadapan kita.
Tunggu, bisakah keinginanku itu terwujud? Ah, lagi-lagi keinginan itu mungkin tak juga bisa terwujud. Aku lupa kalau kita terbentur masalah waktu. Aku dan kau adalah karyawan yang harus patuh pada peraturan tempat kita mencari penghidupan. Mungkin tak banyak waktu yang bisa kita miliki berdua.
Tenanglah wahai calon imamku, walaupun keinginanku itu tak bisa juga terwujud, aku tak akan murka padamu. Pernikahan bukan perkara bulan madu. Kalaupun nanti kita tak punya waktu untuk honeymoon, aku tak akan pernah mendustai kenikmatan yang sudah Tuhan berikan padaku, yaitu menjadi istri dan ibu bagi anak-anakmu nanti.

Aku juga punya bayangan tentang rumah impian untuk keluarga kecil kita nanti. Tapi aku tak akan merengek memintanya darimu. Mari saling mendukung untuk membuatnya menjadi nyata

Mari bersama kita bangun rumah impian kita
Mari bersama kita bangun rumah impian kita via katbevel.com
Ingatkah kamu cerita tentang rumah impian yang pernah kuungkapkan padamu? Rumah dengan jendela besar, beraksitektur Jepang, dan halaman yang luas tempat anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan alam. Aku meginginkan sebuah jendela besar supaya udara bebas bisa senantiasa memberikan nafas segar pada keluarga kita. Oh iya, aku juga berkhayal ada rumah pohon cantik di halaman. Rumah pohon itu adalah tempat kita menikmati senja dan bintang, atau juga tempat anak-anak kita bermain nanti.
Tapi, lagi-lagi impian itu terbentur dengan realita yang ada. Aku sadar kita bukan orang dengan kebebasan finansial diatas rata-rata. Bahkan kita harus berusaha keras banting tulang dan memeras keringat untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi mewujudkan impian kita untuk menikah.
Sekali lagi, tenanglah lelakiku. Percayalah, aku bukanlah wanita seperti itu. Aku tak akan pernah meninggalkanmu hanya karena kau tak bisa membangun rumah impian untuk keluarga kita. Jangan khawatir, karena aku bersedia hidup sebagai pendampingmu meski harus tidur di rumah kontrakan sederhana. Selama kau dan aku selalu berusaha dan berjibaku untuk mewujudkannya, aku tak akan pernah mempermasalahkannya.
Bukankah akan lebih manis jika kita mengalami banyak proses hidup bersama-sama? Rumah impian yang pernah ku ceritakan itu tak perlu kau turuti. Mari kita usahakan bersama-sama. Bagiku rumah ternyaman dan selalu jadi impianku adalah dirimu. Kaulah rumah yang selalu bisa menghangatkan keluarga kecil kita nanti.

Ya, jikalau impian-impianku di atas memang tak bisa terwujud, tak masalah buatku. Tapi satu impian yang selalu diam-diam kupanjatkan dalam do’a, yatu menjadi pendampingmu bisa terwujud jadi nyata. Ya, semoga doa dan mimpiku itu bisa terwujudkan. Semoga kita bisa merangkai mimpi-mimpi kita berdua dengan ikatan pernikahan kita nanti. Semoga ALLAH mengijinkannya.. :)

aku ingin jadi ibu bagi anak anakmu..

Tolong Jangan Mengejarku Untuk Jadi Pacarmu. Aku Lebih Ingin Jadi Ibu dari Anak-anakmu

| 6,284 shares
Jika boleh jujur, kaki ini sudah lelah berjalan menjajal tanah yang berbeda. Jemariku juga mulai jengah digenggam tangan yang tak sama. Sudah tidak lagi kubutuhkan kencan romantis di malam Minggu, atau kejutan anniversary berupa bunga di depan pintu.
Sebab kini, masa depan jauh lebih penting dari semua simbol-simbol itu. 
Jika memang kau sayang padaku bolehkah kuminta satu hal saja padamu? Tolong jangan minta aku jadi pacarmu. Sebab wanita yang satu ini jauh lebih ingin jadi ibu dari anak-anakmu.


Drama tak penting dalam cinta sudah khatam kita alami sebelumnya. Bersamamu, bolehkah kujalani cinta yang lebih dewasa?

Bolehkah kini bersamamu kujalani cinta yang lebih dewasa?
Bolehkah kini bersamamu kujalani cinta yang lebih dewasa? via mccattc.wordpress.com
Kita sudah sama-sama cukup mapan sebagai manusia. Aku tak bicara soal rumah, mobil, deposito, dan segala turunannya. Sebab kini kutahu pencapaian hidup bukan cuma soal itu saja.
Kau dan aku adalah dua orang manusia yang sudah khatam dengan segala drama cinta. Tak bisa move on sekian lama, menyalahkan diri sendiri karena kebodohan jatuh cinta pada orang yang salah, sampai sempat menghentikan langkah karena hati yang terlalu berdarah.
Tapi kita berdua juga sama-sama pejuang yang berhasil mengalahkan hati sendiri. Kau bangkit meski kini hatimu tak utuh seperti dulu lagi. Aku memutuskan berjuang kembali, sebab konyol sekali jika hanya karena urusan hati aku menyesal sampai mati.
Kita jelas bukan dua orang dengan sejarah manis dalam urusan perasaan — tapi bukankah justru lewat kesakitan kita banyak belajar?


Aku bukan lagi gadis kecil yang merengek minta diantar pulang. Kini, lebih kuingin kita berbaring sembari berbagi remang

Lebih kuingin kita bisa berbaring bersisian sembari berbagi remang
Lebih kuingin kita bisa berbaring bersisian sembari berbagi remang via tipsofdivorce.com
Buat apa kau antar jemput aku jika pada akhirnya kita harus terpisah di dua kamar berbeda? Padahal, usap dan pendampinganmulah yang membuatku merasa kembali punya daya. Bagimu, bukankah juga berlaku hukum yang sama? Katamu celoteh ceriwisku membuat matamu terjaga, demi merampungkan pekerjaan yang masih terbawa.
Sebab itu, tolong hentikan upayamu mengajakku pulang bersama, atau menawarkan tumpangan sepulang kerja. Aku bukan lagi gadis remaja yang bisa luluh hanya karena ada pria yang tampaknya ingin selalu bersama.
Sudah tak lagi ingin kutemukan ada pria yang menanti di depan pintu, bersabar menunggu dalam penampilan terbaikmu. Aku juga tak lagi butuh dimanjakan dengan makan di tempat fancy terbaru pun jalan-jalan ke mall  di malam Minggu.
Buatku, tak ada yang lebih indah dari bisa pulang ke rumah yang sama. Mengakhiri hari lelah berdua, saling mengusap bahu dan punggung yang pegal sebab tegak terlalu lama. Kita akan menggelar kencan mesra di atas satu bantal yang sama.
Kepalamu merapat ke leherku, sejenak meletakkan beban yang terlampau berat di situ. Tanganku merengkuh lingkar perutmu, merelakan diriku jadi tanah liat dalam lentiknya jemarimu.


Di tengah dunia yang makin tak waras dan tanpa batasan, bersama akan kita bangun hidup dalam tudung kewajaran

Bersama akan kita bangun hidup dalam batas kewajaran
Bersama akan kita bangun hidup dalam batas kewajaran via mccattc.wordpress.com
Tanpa perlu meminta restu pada orangtua, menyelenggarakan perhelatan yang membuat kita sakit kepala — sebenarnya seluruh fasilitas khas orang dewasa sudah bisa kita rasa.
Sesekali jelas bisa kau bawa aku ke apartemenmu. Kau pun bisa dengan bebas masuk dan bermalam di kondo studioku. Tanpa ada orang yang peduli dan mengomentari ini itu. Dunia memang sudah terlalu gila untuk membiarkan hal-hal di luar kewarasan bergulir tanpa batasan.
Tapi Sayang, biarlah itu jadi masa lalu. Seiring berjalannya waktu bukankah kau dan aku sepakat bahwa kewajaranlah yang memberikan kenyamanan? Selip tangan di balik baju, cium-cium kecil di tempat umum setiap kita mau — tak mampu memberikan ketenangan itu.
Semua yang sudah dilewati dahulu membuka mataku dan matamu: bahwa ini bukan cuma perkara merelakan tubuh dan mendedikasikan waktu. Ada yang lebih besar dari dua hal sepele itu.
Kita dipertemukan tak hanya untuk melebur mimpi dan cair tubuh jadi satu.Ada tanggung jawab demi membangun peradaban baru. Membentuknya lewat arahanmu, kemudian membesarkannya lewat tanganku.


Kuharap kamulah yang menggenggam tangan saat perut mulai membesar. Jadi orang pertama yang kubangunkan setiap makhluk kecil itu mulai menendang

Kuharap kau cukup sabar mendampingi saat badan ini makin membesar
Kuharap kau cukup sabar mendampingi saat badan ini makin membesar via 31.media.tumblr.com
Sungguh, tak terbayang bisa kukatakan permohonan ini sekarang. Gadis yang dulu sangat percaya pada kebebasan justru kini menginginkan menetap di satu perhentian. Tapi memang tak ada skenario yang lebih baik dari ini. Menjalani hari-hari biasa bersamamu, bercinta dengan malas-malasan setiap pulang, lalu saling mengeluarkan unek-unek yang terpendam seharian.
Kuharap, kamulah orangnya. Semoga tawa bahagiamulah yang bergetar di gendang telinga setelah test pack kesekian kita menunjukkan dua garis merah di atasnya. Kuharap pundakmulah yang kutemukan, saat kebahagiaan paripurna sebagai wanita kuluapkan.
Tidak ada orang lain yang lebih kuharapkan menggenggam tangan. Waktu perutku mulai membesar dan badanku tampak tak proporsional. Kuharap kelak kau cukup sabar meyakinkan, bahwa tubuhku tak tampak seperti balon besar berisi gas helium yang siap terbang.
Dalam malam-malam penuh tendangan, tak ada yang lebih ingin kubangunkan. Selain dirimu, pria yang membawaku ikut serta dalam upayanya membangun masa depan. Dia yang dengan bangga kukenalkan sebagai Ayah dari anak-anak yang kelak kulahirkan.


Kuminta kau berhenti bukan karena tak ingin didampingi. Tolong, biarkan aku masuk dalam hidupmu lewat peran yang lebih penting — nanti

Biarkan aku masuk ke hidupmu dengan peran yang lebih penting, nanti
Biarkan aku masuk ke hidupmu dengan peran yang lebih penting, nanti via thebestgiftoflife.com
Maka, kumohon sayang. Berhentilah sekarang. Tak perlu kau hujani aku dengan rayuan. Pun hadiah atau perhatian yang kau anggap bisa menenangkan. Pendampingan dalam status “hanya pacar” tak bisa dibanggakan. Kini, ada yang lebih penting untuk dilakukan.
Kuminta, bersabarlah. Bekerjalah lebih keras mulai sekarang. Bukan cuma soal mengisi tabungan, tapi juga mempersiapkan diri untuk jadi panutan. Sebab kelak, ada nyawa-nyawa baru yang akan menjadikanmu idola nomor wahid dalam kehidupan.
Lepaskan aku sekarang. Ijinkan aku menempuh jalan sendiri untuk berkembang. Kelak, ingin kumasuki kehidupanmu dengan peran yang membuat senyum mengembang.
Akan kuabdikan diriku, kuberikan seluruh kesetiaanku, kuserahkan akses ke semua lekuk tubuhku — agar kau bisa membuatku menjadi seseorang yang dipanggil, “Ibu.”
Oleh anak yang lahir dari benihmu.

Aku sungguh ingin kau dampingi. Hanya saja dalam ikatan yang lebih pasti, nanti.

Selamat Menempuh Hidup Baru, Kamu yang Pernah Ada di Hatiku

Selamat Menempuh Hidup Baru, Kamu yang Pernah Ada di Hatiku

| 2,488 shares
Senang mendengar kabarmu lagi. Meski tak pernah bertanya padamu, diam-diam aku selalu tahu kabarmu terkini. Tentang usaha yang kini kamu jalankan dan tentang dia yang kini menemani. Termasuk tentang kesibukanmu mempersiapkan hari istimewa yang tinggal beberapa hari lagi.
Tentu hatimu kini berdebar menanti hari itu tiba. Aku bisa membayangkan bagaimana keringat dinginmu yang terus mengucur deras di kening dan telapak tanganmu. Ah, kamu memang terlalu sering membayangkan berbagai skenario yang belum tentu terjadi. Di hari bahagiamu ini ijinkan aku mengucapkan selamat dengan ketulusan hati.


Kedatanganmu dengan kabar bahagia sebenarnya sudah kuduga. Sebagai teman, aku lega juga turut merayakannya

Kabar baik darimu sebenarnya sudah terduga
Kabar baik darimu sebenarnya sudah terduga via etsystatic.com
Senja yang biasa-biasa saja itu, mendadak berubah ketika bel rumah berbunyi. Badanku yang tergeletak malas di kasur tak menghiraukannya. Ada bibi ini yang membukakan, pikirku. Hingga suara bibi memanggilku dari dekat pintu kamar, ada tamu, katanya.
Kamu telah menunggu di teras rumah. Tak ada yang berubah dari raut emosimu. Tetap datar seperti dulu. Mungkin sedikit senyum tipis yang kamu usahakan sekilas terlihat. Dalam keadaan yang begitu canggung ini aku hanya bisa mengomentari tubuhmu yang gemukan. Aku tahu, kamu ingin mengundangku ke acaramu. Acara sakral yang telah kau rancang begitu detail bersama keluarga besar dan kekasih hatimu yang baru. Tanpa berpikir panjang, aku pun menjanjikan untuk hadir pada hari bahagiamu.


Bukan berarti aku masih menyimpan rasa. Namun selepas kemunculanmu di depan pintu kisah kita seakan kembali terputar di kepala

Kenangan itu datang lagi. Saat-saat dulu kita masih merajut rindu.
Kenangan itu datang lagi. Saat-saat dulu kita masih merajut rindu.  via www.slideshare.net
Menjelang hari-hari bahagiamu, aku justru terbawa pada kisah lama kita. Saat-saat kita masih menjalani masa-masa penjajakan. Kala itu, aku begitu bingung setiap kali bertemu denganmu. Aku tahu kamu pun begitu. Kita memang masih belum paham cara membawa diri kala itu. Yang kita tahu, kita saling memberi kabar setiap hari, makan malam dan nonton bioskop setiap Sabtu, dan lari pagi di hari Minggu. Tak pernah sedikitpun pembicaraan tentang masa depan membayangi kita.
Kisah kita memang cukup indah, tapi tenang, itu tak berarti aku masih menyimpan rasa padamu. Perasaanku padamu telah lama selesai sejak… sejak aku sadar bahwa cinta bukan lah hanya soal cowok tampan dan populer di sekolah yang membanggakan jika dibawa ke acara pensi. Lebih dari itu, cinta adalah soal menemukan kecocokan dan menyatukan perbedaan. Itu yang tak pernah kita miliki.


Kita pernah jatuh cinta begitu dalam. Namun egoisme dan sifat keras kepala ternyata lebih punya daya bungkam

Semuanya masih tersimpan rapi dalam sebuah kotak yang kusebut memori
Semuanya masih tersimpan rapi dalam sebuah kotak yang kusebut memori via poetryvoice.wordpress.com
Rangkaian kisah kita masih tersimpan rapi dalam memoriku. Mulai awal perkenalan kita di bawah pohon. Waktu itu kita sama-sama anak baru yang masih lugu. Aku bahkan masih ingat warna jaket dan sepatu yang kamu gunakan. Hari-hari kita berlalu sebagai sepasang teman yang cukup dekat. Beberapa proyek mempertemukan kita untuk kita kerjakan bersama. Sama seperti saat ini, kamu tetap sosok pemalu yang begitu irit bicara. Berkali-kali, aku memperlihatkan sikap yang bisa dibilang lebih agresif, namun kamu tetap diam. Lagi-lagi, kamu hanya merespon dengan senyum tipis.
Entah ada angin apa, kamu pun mulai berani untuk menampilkan diri. Jantung serasa berhenti sejenak, ketika dengan tergagap kamu memintaku menjadi pacarmu. Di malam itu, aku tak bisa memejamkan mata semalaman. Hari-hari kita pun berubah. Jejaring sosial penuh dengan kegiatan kita tanpa peduli komentar yang lain.
Hingga kita mulai menyadari sesuatu, kita memiliki pandangan berbeda tentang kehidupan. Aku sosok yang selalu haus akan petualangan. Tak pernah puas pada kenyamanan. Sedangkan kamu seorang dengan ketenangan yang selau bertahan pada zona nyaman. Aku tak mungkin memaksamu mengikuti caraku, pun kamu tak bisa membawaku menurutimu. Kita sudah pernah berusaha keras mencoba, namun tetap tak bisa.


Kita memang gagal sebagai dua orang yang saling cinta. Tapi apapun yang terjadi, kau pula yang mendampingiku jadi lebih dewasa

Bagaimanapun, kau lah yang membuatku jadi dewasa
Bagaimanapun, kau lah yang membuatku jadi dewasa via tumblr.com
Percayalah, aku tak pernah menyesali perpisahan kita atau pun menangisinya. Aku sangat lega ketika akhirnya kita memutuskan untuk tak lagi bersama. Aku juga tak pernah menganggap hubungan kita suatu kesia-siaan. Semua yang pernah kita lewati adalah proses yang begitu indah bagiku. Bersamamu aku merasa berada dalam sebuah petualangan dimana aku dituntut untuk memecahkan berbagai teka-teki dalam diriku sendiri. Ya. Setelah berpisah denganmu, aku mengerti apa yang aku inginkan. Hubungan sederhana, seperti yang kita jalani, terlalu membosankan untukku. Datar tanpa ada tantangan sedikit pun. Aku pun yakin, apa yang kita lalui membuatmu sadar, kamu membutuhkan seseorang yang selalu ada untuk mendampingimu. Bersyukurlah kita pernah bersama, kawan.


Hari ini, aku melihatmu menyandingnya dengan penuh cahaya. Aku turut bahagia. Kutahu, kisahmu kali ini akan diamini semesta

Semoga kisahmu kali ini diamini semesta
Semoga kisahmu kali ini diamini semesta via imgkid.com
 Seperti janjiku, aku akan datang memberimu ucapan selamat yang tulus dari lubuk hatiku. Aku melihat kegelisahanmu telah berganti terganti oleh secerca senyum. Dengan langkah pasti, kamu menyanding dia yang telah sah menjadi kekasih halalmu. Lihatlah, gadismu begitu anggun meski tanpa mahkota. Aku yakin setelah denganku, kamu mulai selektif dalam memilih pendamping – karena aku pun begitu – dan ini menjadi pilihanmu yang terakhir, semoga juga selamanya.
Tak sedikit pun ada kekecewaan melihatmu bersanding dengannya. Justru, aku sangat bahagia, karena kini kamu telah menemukan apa yang kamu cari. Selamat menemuh hidup baru, kawan lama, maaf jika mungkin aku pernah berbuat sesuatu yang kurang menyenangkan bagimu. Pesanku, jadilah pemimpin yang tegas untuk keluargamu. Selalu perlakukan istrimu selayaknya ratu. Semoga kalian menjadi keluarga yang penuh berkah.


Dariku,
sahabat yang dulu sempat kau cinta

Minggu, 05 April 2015

Kepada Gadis yang Kelak Menggantikanku, Tolong Jaga Dia Baik-Baik


Kepada Gadis yang Kelak Menggantikanku, Tolong Jaga Dia Baik-Baik

| 15,087 shares
Mencintai seseorang berarti berdiri kuat di atas kaki sendiri. Mencintai seseorang melibatkan keikhlasan untuk melepaskan, agar kalian kelak bertemu di jenjang yang lebih nyaman.
Salah satu tanda berdamai dengan masa lalu adalah saat kamu bisa dengan ikhlas menerima pendamping baru, yang menggantikan posisimu di hatinya. Pertanyaannya, “Sudah siapkah kamu?”



Untukmu, Gadis yang Kelak Menggantikan Posisiku

Kini, tangan priamu masih kugenggam
Kini, tangan priamu masih kugenggam via shutterstock.com
Saat ini, tangan pria yang kelak akan menjadi masa depanmu masih rapi membungkus jariku.
Hey, kamu tak perlu cemburu — waktumu tak lama lagi akan tiba. Tenang saja, kupastikan priamu ini baik-baik saja. Makannya terjamin, jadwal hidupnya pun teratur. Aku cukup cerewet mengingatkannya untuk tidak lupa beberes kamar dan selalu mandi sebelum tidur. Yeah, dia memang seceroboh itu hingga perlu diingatkan setiap waktu.
Sekian lama kami bersama, sampai hari ini dia tak pernah lelah menggenggam tanganku setiap kami menyeberang jalanan ramai. Katanya aku seperti anak kecil, tak pernah bisa menyeberang dengan tepat.
Beberapa saat lagi akan tiba giliranmu.
Kamu akan merasakan nyamannya punya seseorang yang selalu berdiri di sisi kanan jalan, seakan dia rela melindungimu dari kemungkinan dihantam kendaraan. Kokohnya genggaman tangannya dan dorongan ringannya di punggungmu tanpa sadar akan jadi hal yang membuatmu merasa aman.
Berbahagialah untuk sosok pelindung yang segera tiba dalam hari-harimu.


Kamu Perlu Tahu, Pria yang Tampak Biasa Ini Ternyata Mampu Menjungkir-Balikkan Duniamu

Pria yang tampak biasa ini bisa membuat duniamu jungkir balik
Pria yang tampak biasa ini bisa membuat duniamu jungkir balik via www.phuketphotovideo.com
Sekilas, dia tampak biasa. Penampilannya yang hanya seadanya mungkin tidak membuatmu tertarik pada pandangan pertama.
Dia memang bukan tipe pria dandy yang selalu rapi dan wangi. Kamu lebih sering melihatnya memakai kaus daripada kemeja. Dia juga tidak pernah malu pergi ke mall hanya dengan sandal jepit dan celana pendek. Tapi satu yang perlu kamu tahu, di balik semua kecuekannya itu pria kita ini selalu punya cara untuk memenangkan hatimu.
Gayanya mendekatimu tidak akan terasa berlebihan. Di awal, kamu bahkan tidak menyadari bahwa dia menyukaimu. Sesekali dia dengan kasual menawarkan bantuan untuk menjemput atau mengantarmu pulang. Pesan singkat darinya juga lebih sering datang. Berbeda dari pria-pria lain yang membuatmu merasa dikejar, pria yang satu ini justru seperti teman baru yang selalu bisa diandalkan.
Kamu hanya akan merasa lebih sering tertawa saat berada di dekatnya. Berbincang dengannya membuatmu merasa dipahami. Sepertinya kalian tak pernah kehabisan bahan bicara. Iya, dia memang lucu dan pandai menemukan topik pembicaraan. Kelihaiannya menciptakan gelak tawa itulah yang nanti jadi kunci pamungkasnya untuk masuk ke hatimu.
Saat pada akhirnya kamu merasa membutuhkan kehadirannya, tak perlu kau lawan perasaan itu.Barangkali dia tidak akan memintamu secara resmi untuk jadi pacarnya. Tapi saat dia selalu ada untukmu, ikutilah kata hatimu dan terimalah dia jadi bagian hari-harimu.


Saat Dengkuran Pelannya Jadi Musik Terindah Dalam Hidupmu, Rayakanlah Kebersamaan Kalian Tanpa Ragu

Selama kamu masih bisa bersama, rayakanlah waktu yang kalian punya
Selama kamu masih bisa bersama, rayakanlah waktu yang kalian punya via www.finchandfawn.com
Bersama dia, akan kau temukan rumah tempatmu bisa selalu pulang. Bahu dan dadanya perlahan bertransformasi jadi tempat ternyaman untukmu merebahkan kepala. Dia memang pandai memperlakukanmu sebagai wanita yang layak dipuja. Pipimu yang sedang berjerawat banyak itu tanpa ragu akan tetap dikecupnya, pujian “Cantik” darinya juga tetap terdengar walau kamu sedang gemuk-gemuknya.
Kamu bisa jadi tak pernah percaya saat dia bilang mencintaimu bukan karena penampilan semata. Aku tahu ini mungkin terdengar sangat picisan. Tapi percayalah pada kata-katanya itu. Tak peduli sejelek apapun penampilanmu, kujamin kau akan menemukannya tetap mencintaimu.
Jangan terkejut saat dia menunjukkan sisi rapuhnya padamu. Dia bisa jadi pria yang tangannya merengkuh pinggangmu penuh perlindungan di satu waktu. Namun di lain hari, dia mungkin mengeluh manja ingin tidur sambil diusap punggungnya. Bersama wanita yang benar-benar dia cinta, seluruh sisi dirinya memang akan terbuka. Waktu dia menangis di hadapanmu, peluk dia erat-erat. Di depan orang yang sudah ia anggap pasangan jiwa, ia tak pernah ragu-ragu meluapkan emosinya.
Ketika kamu sudah terbiasa mendengar dengkuran lirihnya yang hanya berjarak sejengkal dari lehermu, jangan pernah ragu untuk spontan memeluknya saat rasa sayang yang amat sangat itu datang menyapa. Ia memang tak terbiasa membalas perlakuanmu dengan kata-kata manis penuh cinta, tapi tangannya akan selalu merengkuhmu dengan tak kalah hangatnya.
Saat ini, izinkan aku menikmati hangat tubuh dan dekapannya sebentar lagi. Sebelum kemewahan ini berpindah ke tanganmu.


Kita Memang Tidak Saling Mengenal. Tapi, Izinkan Aku Bersulang Lebih Awal Untuk Kehadiranmu

Kita memang tidak saling mengenal, tapi izinkan aku menyambut kehadiranmu
Kita memang tidak saling mengenal, tapi izinkan aku menyambut kehadiranmu via www.grace-kathryn.com
Saat kelak kamu menggantikan posisiku, bisa jadi kamu hanya mengenal sosokku dari posting Facebook dan tweets lama yang secara diam-diam kamu telusuri dari akunnya. Jika tak ditanya, cerita tentangku tak mungkin keluar dari mulutnya. Kenapa? Aku juga tak tahu. Hal yang sama juga terjadi pada gadis pendahuluku. Mungkin alasannya sederhana, dia hanya ingin menjalani masa depan bersamamu tanpa terganggu kenangan lama.
Setelah kamu datang, barangkali priamu dan aku masih tetap berteman. Selama aku mengenalnya, tak ada sejarah dia pernah bermusuhan dengan mantan. Tapi hey, kamu tak perlu khawatir! Dengarkan semua penjelasannya, renungkan dan amati semua perlakuannya padamu. Kamu mungkin cemburu padaku, tapi yakinlah bahwa hatinya memang telah memilihmu. Tak ada lagi alasanmu untuk ragu.
Jika di masa depan kita tinggal di kota berbeda dan tak punya kesempatan bertemu, izinkan aku mengangkat gelas lebih dulu demi merayakan kedatanganmu.
Kau-lah yang tergariskan mendampingi pria yang sama-sama pernah kita cinta. Kau -lah muara segala pencariannya. Demi dia, tak ada alasan bagiku untuk tidak berbahagia.
Ssssst…priamu kini bergumam dalam tidurnya. Satu lagi kebiasaan anehnya yang nanti harus kamu terima.


Kini Tiba Giliranmu Mendampinginya. Maka Kumohon, Jagalah Dia

Aku tidak mau berdusta dengan bilang sudah tidak lagi menyayanginya.
Bukankah rasa sayang itu bukan tisu sekali pakai yang bisa dibuang setelah selesai digunakan?
Sampai kapanpun, pria yang jadi masa depanmu itu tetap akan menempati posisi spesial di hatiku. Bukan sebagai kekasih, tentu saja. Melainkan teman tumbuh dari masa lalu yang turut membentukku sampai ke titik ini.
Kini giliranmu untuk menjaganya
Kini giliranmu untuk menjaganya via karliharrisonphotography.com
Tapi ibarat pulsa ponsel, waktuku mendampinginya ada batas akhirnya. Tongkat estafet sebagai pendampingnya akan segera berpindah ke tanganmu. Maka, sebagai orang yang akan terus peduli padanya — kumohon, jagalah dia.
Tolong ingatkan dia untuk tidak tidur terlalu malam. Lingkar hitam di bawah matanya kini kian kentara. Jika tidak diingatkan, pria kita ini bisa-bisa lupa istirahat dan terus gila kerja. 
Jangan pernah lelah jadi pengingat agar dia tidak melupakan berbagai prioritas yang telah disusunnya. Dia sering terlalu tidak enak hati menolak permintaan yang datang, hingga kepentingan pribadinya rela dikorbankan.
Semangati dan yakinkan dia setiap priamu merasa tak mungkin bisa meraih impian. Kau dan aku pasti sepakat kalau dia punya segudang kelebihan, sesekali ia hanya butuh diyakinkan.
Waktu dia terlihat lelah dan putus asa, jangan pernah ragu mengusap punggungnya. Dia memang tak pernah minta. Tapi yakinlah, sedikit perhatian darimu amat bisa meringankan harinya.
Ketika kalian bertengkar, tolong jangan pernah mengulang kesalahanku. Sesekali dia memang bisa jadi kekasih paling cuek dan brengsek di dunia. Namun ketahuilah, bertahan bersamanya berarti kamu tak pernah harus kekurangan cinta.
Saat nanti dia menyakitimu, selalu ingatlah: menikmati sakit yang tercipta karena kealpaannya tak seberat mengakrabi sakit karena kehilangannya.
Selamat melanjutkan jalan, kamu beruntung menjadi masa depannya.


Aku,
Gadis yang sempat berlabuh pada masa depanmu.

Untuk Kamu, Mantan Terindah yang Membuatku Susah Lupa

Untuk Kamu, Mantan Terindah yang Membuatku Susah Lupa

| 3,270 shares
“Yang t’lah kau buat sungguhlah indah. Buat diriku, susah lupa…” – Raisa, ‘Mantan Terindah’
Melupakan mantan memang bukan ihwal yang mudah. Apalagi, jika dia yang akhirnya pergi dari sisimu adalah yang menurutmu paling sempurna. Dia baik hati, penyabar, punya selera humor tinggi, dan selalu bisa jadi lawan bicara yang menyenangkan.
Dibandingkan mantan-mantanmu yang lain, dialah juaranya. Seseorang yang bisa memenangkan hatimu dengan hebatnya. Meski tak lagi bersama, segala kenangan tentang dia tak bisa begitu saja hilang dari ingatan. Dia punya tempat tersendiri dalam hatimu, yang sampai kapan pun mungkin tak akan pernah ada gantinya.
“Hey kamu, mantan terindahku, masihkah mengingat aku yang pernah mampir dalam hidupmu?”


Pertemuan kita tak pernah disangka-sangka. Aku dan kamu saling jatuh cinta lewat cara-cara yang sederhana

jatuh cinta lewat cara-cara sederhana
jatuh cinta lewat cara-cara sederhana via www.tumblr.com
Meski tinggal di kota yang sama, kita adalah dua orang yang tak saling mengenal sebelumnya. Namun, sebuah pertemuan yang tak disengaja memaksa kita berjabat tangan dan saling bertanya nama. Keputusan untuk bertukar nomor ponsel pun jadi penanda kedekatan selanjutnya.
Awalnya, menerima SMS dan telepon darimu terasa canggung bagiku. Tapi harus diakui, kamu memang piawai mencairkan suasana. Berdua, kita bisa bicara tentang apa saja. Soal pekerjaan, band-band metal yang jadi favoritmu, hingga novel-novel fiksi yang aku gilai.
Entah siapa yang lebih dulu jatuh cinta, tapi aku dan kamu akhirnya sepakat bersama. Kita mantap untuk pacaran dan segala yang terjadi terasa begitu sempurna. Sejak awal jadian hingga tahun demi tahun terlewati, kita punya keyakinan yang sama tentang masa depan. Bersamamu, aku membayangkan kelak bisa duduk berdampingan di pelaminan. Hidup bersama dan jadi sepasang suami istri sampai maut memisahkan.


Kebersamaan kita rasanya tanpa cela, meskipun akhirnya kita harus menerima bahwa hubungan yang dijalani tak bisa bertahan selamanya

ketika hubungan tak bisa dipertahankan
ketika hubungan tak bisa dipertahankan via becuo.com
Kamu adalah sumber kebahagiaanku. Sebaliknya, kamu pun merasakan hal yang sama. Hubungan yang kita jalani rasa-rasanya tanpa cacat maupun cela. Orang lain yang melihat kebersamaan kita pun selalu berpendapat sama. Ya, sikap dewasa yang menjadikan hubungan kita minim drama. Setiap ada masalah yang mengganjal, kita akan berusaha menyelesaikannya dengan bicara.
Sayangnya, sebuah hubungan memang tak hanya melibatkan kita berdua. Tanpa restu keluarga, memaksa untuk bersama rasanya terlalu sia-sia. Mengabaikan keluarga hanya demi kebahagiaan kita juga terkesan egois. Di titik ini, kedewasaanlah yang akhirnya menuntun kita untuk menerima. Meskipun terasa menyakitkan, menyerah jauh lebih bijaksana daripada bersikeras untuk bersama.


Tak mudah ketika harus jauh dari kamu yang biasa menemani hari-hariku. Putus denganmu terasa seperti kehilangan orbit hidup utamaku

dia yang menemani hari-harimu
dia yang menemani hari-harimu via weheartit.com
“The worst feeling in the world is when you know that you both love each other but still you just can’t be together.”
Patah hati atau putus cinta akan selalu datang sepaket dengan rasa sakitnya. Jika biasanya selalu ada kamu yang menemani hari-hariku, kini aku harus siap melakoni segala sesuatunya sendiri. Bohong jika aku tak merasakan sepi setelah kamu pergi. Memikirkan perpisahan kita bahkan membuatku seperti ingin mati.
Wajar jika setelahnya aku jadi begitu rapuh. Aku kehilangan sebagian cahaya hidupku, bahkan orbit hidup utamaku. Tanpa kamu, hidup rasa-rasanya jauh lebih berat untuk dijalani. Tak ada tempatku berbagi masalah dan keluh kesah. Tak ada kamu yang bahunya selalu siap jadi tempatku bersandar di kala lelah.


Rasa cinta dan sayang yang aku punya tak bisa hilang dalam sekejap mata. Aku butuh waktu untuk berdamai dengan keadaan, dan banyak doa untuk merelakan

melupakan itu berat
melupakan itu berat via vi.sualize.us
Sesakit apapun sebuah perpisahan, tak ada pilihan selain menerima. Karena ingin berusaha sekuat apa, toh kita memang tak lagi bisa bersama. Sayangnya, perasaan bukanlah tisu sekali pakai yang bisa dibuang setelah selesai. Rasa cinta dan sayang yang sekian lama kita punya tak akan bisa hilang dalam sekejap mata. Sekalipun kamu tak lagi ada di sisiku, rasa ini bahkan akan tetap tinggal dan entah kapan bisa hilang.
Namun, waktu biasanya jadi solusi dari segala kerisauan hati. Waktu pula yang bisa jadi obat paling mujarab bagi berbagai macam jenis sakit hati. Mungkin, aku hanya butuh lebih banyak waktu untuk sendiri. Merenungi keadaan dan segala yang terjadi tak sesuai harapan. Kesepian dan kesendirian bisa jadi mengajarkanku tentang arti ikhlas dan merelakan.


Rasa nyaman saat bersamamu tak bisa ditukar dengan apapun juga. Sulit rasanya menemukan pendamping baru yang seperti kamu

bersamamu itu nyaman
bersamamu itu nyaman via cuddlemoments.tumblr.com
Nyaman adalah satu-satunya yang aku rasakan saat bersamamu. Hubungan kita tak pernah dipenuhi drama-drama khas pasangan muda yang kadang membuatnya terasa melelahkan untuk dijalani. Denganmu, aku bisa jadi diriku sendiri. Tak perlu susah payah demi terlihat sempurna di depanmu. Apa adanya diriku, segala baik dan buruk sifatku bisa kamu terima.
Meski putus kali ini terasa sangat meyakinkan, aku menyadari bahwa kelak sakit hatiku akan sembuh sendiri. Dan bukan tak mungkin aku akan menemukan orang lain dan cinta yang baru lagi. Tapi, adakah yang seperti kamu? Adakah orang lain yang bisa aku cintai sebesar cintaku untukmu? Apa ada yang bisa membuatku merasa benar-benar nyaman dalam sebuah hubungan, selain kamu?


Aku seperti pasien yang kecanduan. Semakin berusaha melupakan, semakin kamu tak bisa hilang dari ingatan

ingat kamu!
ingat kamu! via favim.com
“Aku bukannya tak mau berusaha, tapi melupakan kamu rasanya seperti neraka…”
Ketika cerita kita harus menemui akhirnya, aku “dipaksa” kuat untuk melanjutkan hidupku sendiri. Sekuat tenaga aku berusaha mengubur ingatan tentangmu. Ingatan dan kenangan yang “haram” dipelihara karena semakin mengingatnya akan membuatku semakin lemah.
Sayangnya, sekeras apapun aku berusaha, melupakan segala tentang kamu jelas tak mudah. Sengaja kuhapus lagu-lagu yang dahulu biasa kita dengarkan bersama. Tak sekalipun aku berniat mampir atau bahkan sekadar lewat warung makan favorit kita berdua. Memeriksa aktivitasmu di lini masa Facebook maupun Twitter pun tak sekali-kalinya aku lakukan. Tapi kenapa semakin keras berusaha, aku justru semakin mengingatmu?


Memulai hubungan baru tak semudah bayanganku. Aku selalu sibuk mengulang pertanyaan: apa aku bisa bahagia jika kutitipkan hatiku pada selain kamu?

membandingkan mantan dengan pasangan
membandingkan mantan dengan pasangan via pickcute.com
Sejak dulu aku tak pernah mudah jatuh cinta. Bagiku, perkara menitipkan hati harus harus masak-masak dipikirkan. Tapi kamu adalah pengecualian. Aku bahkan tak butuh waktu lama untuk percaya hingga akhirnya jatuh di pelukanmu hingga sekian lama. Kamu memang berbeda, tak salah jika kulabeli dirimu sebagai yang paling sempurna dari mantan-mantanku lainnya.
Kamu mungkin tak merasa, tapi kehadiranmu dalam hidupku jelas mengubah banyak hal. Setelah kepergianmu, aku makin perhitungan soal membuka hati. Selain tak mau kecewa dan sakit hati lagi, aku selalu sibuk membanding-bandingkan. Siapapun dia yang mendekat nyatanya pasti kalah telak jika kubandingkan denganmu. Belum ada yang bisa meluluhkan hatiku sehebat kamu.


Tapi aku pun menyadari, kamu tetaplah mantan yang mustahil akan kembali. Kisahku denganmu sudah selesai, tak usah berharap kita bisa seperti dulu lagi

mustahil untuk kembali
mustahil untuk kembali via imgarcade.com
Aku tahu. Enggan berdamai dengan keadaan hanya akan membuat hidupku makin berantakan. Selama belum bisa menerima kenyataan, aku hanya akan terus merapal harapan-harapan kosong. Membayangkan kemungkinan untuk berbalikan dan memperbaiki hubungan justru membuatku semakin kesakitan.
“We may forget the person, but memories stay there forever.”
Seindah apapun kisah kita dulu, cukuplah semuanya jadi kenangan saja. Tak perlu diingat-ingat, pun tak usah kusimpan rapat-rapat. Bagaimana pun, kamu sudah jadi bagian dari diriku. Kamulah bagian terindah sepanjang kisah perjalanan hidupku. Meski kamu hanyalah sebuah persinggahan, aku terima kenyataan ini dengan hati yang lapang. Kita selesai dan mari bersiap untuk menjalani hidup yang selanjutnya.


Sambil memantapkan hati, izinkan aku memberimu tempat tersendiri. Untukmu mantan terindah, yang sampai kapan pun tak akan terganti

tempat terindah
tempat terindah via dresslilly.net
Aku tak keberatan jika kenangan tentangmu akan selamanya tinggal dalam ingatanku. Aku pun rela jika sebagian tempat dihatiku sudah kuberikan untukmu. Entah sampai kapan kamu akan ada di sana, mungkin selamanya dan itu pun tak apa-apa. Merawat kenangan tentangmu bukan dosa selama aku bisa bijaksana dan tak menyakiti siapa-siapa.
Aku berjanji. Kelak aku pasti jatuh cinta lagi. Aku percaya, cinta akan datang dengan aroma dan rasa yang berbeda. Tak harus dia yang seperti kamu, akan kutitipkan hatiku pada siapapun dia asalkan aku bisa percaya. Hubungan yang baru juga akan baik-baik kujaga dan semoga kelak segera kutemukan dia yang jadi pendampingku berikutnya.

“Apa kabarmu mantan terindahku? Semoga kamu pun masih merawat baik-baik tempatku di hatimu…”

Kepada Calon Ibu Mertuaku, dari Gadis yang Akan Segera Mendampingi Putramu

Kepada Calon Ibu Mertuaku, dari Gadis yang Akan Segera Mendampingi Putramu  

| 19,802 shares
Ibu, sebentar lagi anakmu akan bertambah satu. Bukan karena Ibu akan melahirkan untuk kesekian kalinya — tentu tak mungkin mengingat usia Ibu yang tak lagi muda — namun karena putra Ibu yang sudah dewasa akan segera mempersunting seorang wanita.
Aku bersyukur bahwa wanita itu adalah aku. Akulah yang akan menjadi anak Ibu yang baru.
Terima kasih, Ibu, karena sudah mempercayakan putramu kepadaku.
Terima kasih, karena sudah merawat dan membesarkannya dari kecil hingga dewasa
Kini giliranku yang akan mendampinginya. Terima kasih, Bu, telah merelakannya.


Aku tidak akan bisa menyaingimu sebagai wanita. Penerimaanmu padaku adalah anugerah yang tak terkira.

Terima kasih sudah menerimaku, Bu
Terima kasih sudah menerimaku, Bu via thedailydebrief.debenhams.com
Ibu, terima kasih karena mau membuka hati dan menerimaku ke dalam lingkar keluarga. Tahukah Ibu betapa jantungku berdegup kegirangan ketika Ibu mau menyambutku dengan tangan terbuka? Ya, aku tak pernah mengira jika tanggapan Ibu kepadaku akan begitu hangatnya. Apalagi karena aku gadis yang biasa-biasa saja.
Aku ingat ketika kali pertama aku diajak berkunjung ke rumah Ibu. Aku gugup luar biasa, takut jika Ibu akan menolakku. Namun nyatanya ketakutan hanya ada dalam lingkar kepalaku saja.
Saat kali pertama aku tiba, Ibu langsung menyambutku dengan tangan terbuka. Ibulah yang membuka obrolan, memahamiku yang saat itu sedang dilanda kegugupan. Di kunjunganku yang berikutnya Ibu tak pernah alpa untuk duduk bersamaku dan membicarakan ini-itu. Bahkan, Ibu dengan repotnya bersedia membuatkan banyak rupa makanan untuk kubawa pulang.
Sekali lagi terima kasih Bu, sudah mau menerima gadis biasa saja seperti aku masuk ke dalam lingkar keluargamu.


Aku memang gadis yang biasa-biasa saja. Terima kasih, Bu, karena sudah percaya bahwa cinta lebih bernilai dibandingkan nama keluarga atau rupa.

2
Harus kuakui, Bu, aku memang gadis yang biasa saja. Aku tak pandai memulas bedak dan mengoleskan gincu. Selera pakaianku juga tidak istimewa. Pakaian yang kukenakan selalu itu-itu saja, tak lepas dari kaos, celana jeans, dan sepatu kets. Bahkan, aku juga tidak terlalu mengikuti gaya berpakaian gadis jaman sekarang.
Untuk urusan dapur, aku juga tak begitu lihai. Masakan andalanku hanyalah nasi goreng yang dibalut dengan telur mata sapi. Walaupun terkadang aku mencoba membuat tumis kangkung yang hasilnya jauh dari sempurna karena selalu kelebihan garam. Maafkan aku karena belum bisa menyiapkan santapan lezat sarat gizi yang biasa kau sediakan untuk putramu.
Jika dibandingkan dengan gadis lainnya, aku memang kalah menawan. Namun, Ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku mencintainya dari lipatan hatiku yang paling dalam. Aku berjanji pada Ibu bahwa dengan segala kekurangan yang aku miliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.


Aku siap belajar menjadi wanita teladan. Semoga Ibu mau membimbingku jadi istri yang istimewa. 

3
Ibu, di balik kekurangan yang aku miliki, aku selalu ingin belajar. Ya, aku ingin menjadi istri yang istimewa bagi calon suamiku. Aku mulai belajar mengenal ragam rempah-rempah dan membiasakan meracik bumbu di dapur. Bersediakah Ibu membagikan resep makanan kegemaran putramu? Aku ingin suamiku nanti bisa makan dengan lahap ketika menyantap kudapan buatanku.
Aku juga ingin Ibu tahu bahwa ada banyak hal dari ibu yang ingin aku tiru. Ya, aku ingin tangguh dan serba bisa seperti ibu. Diam-diam aku juga memendam keinginan untuk membekali diriku dengan ilmu menjahit, kegiatan yang biasa Ibu lakukan demi mengisi waktu luang. Supaya nantinya aku bisa membuatkan calon buah hatiku baju mungil berlogo nama lahirnya sebagaimana Ibu selalu membuatkan putramu baju-baju lucu nan menggemaskan ketika ia masih bayi.


Jangan khawatir Bu, esok saat hari istimewaku tiba, putra kesayanganmu tidak akan pergi ke mana-mana.

4
Ibu, sebentar lagi hari bahagiaku dan putramu akan segera tiba. Ya, kami akan saling mengucap janji sehidup semati di depan ratusan pasang mata. Kami akan saling menautkan jemari hingga usia kami menua. Aku akan menjadi teman hidupnya yang akan selalu menemani dan sedia di sampingnya. Menemaninya melewati masa-masa suka maupun masa terendah dalam kehidupan. Ya, aku berjanji akan selalu ada di sisinya dalam kesenangan maupun saat duka datang bertandang.
Ibu tidak usah khawatir, saat nanti putramu sudah menjadi suamiku, kami masih akan sering berkunjung. Aku juga akan selalu menyempatkan diri untuk menelpon Ibu demi menanyakan kabar serta menentramkan hati Ibu. Putra Ibu tidak akan kemana-mana, ia masih akan menjadi putra kesayangan Ibu.
Ibu, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi ibu.
Karena memang ada dua tempat di lipatan hati calon suamiku.
Untukku, wanita yang akan mendampinginya dan untuk Ibu, wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

Dariku,
Gadis sederhana yang sudah siap mendampingi hidup putra kesayanganmu

Untukmu, yang Sedang Menjalin Hubungan Tanpa Status Denganku

Untukmu, yang Sedang Menjalin Hubungan Tanpa Status Denganku

| 1,619 shares
Hei.
Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa aku tak memanggilmu dengan sebutan yang lebih panjang, dengan sebutan yang lebih personal. Sapaan ‘hei’ terasa terlalu datar. Terlalu jauh dari sifat periangku yang selama ini kamu kenal.
Kamu pun pasti mendeteksi perubahan sikapku akhir-akhir ini. Aku menjadi lebih diam, namun pada saat bersamaan lebih cepat gusar. Seperti pacar perempuan yang sedang marah — kecuali tentu saja aku bukan pacar siapa-siapa.
Karena hingga saat ini, sayangnya, hubungan kita belum bernama.

Pertemuan kita memang sangat biasa, berawal dari status sahabat yang membuat kita kian lekat

dari sahabat dekat kita kian lekat
dari sahabat dekat kita kian lekat via pixshark.com
Apakah kau masih mengingat pertemuan pertama kita? Tiga tahun silam kita hanyalah teman sepermainan yang sering menghabiskan waktu bersama. Ya, aku dan kamu memiliki hobi dan minat serupa. Kita sama-sama bergabung dalam klub fotografi. Kita pun sering meluangkan waktu, entah untuk berbagi ilmu hingga senja atau bahkan berburu momen untuk dibidik lensa kamera.
Tidak, kala itu tidak hanya melulu aku dan kamu, banyak juga kawan-kawan lainnya. Namun, dari sekian banyak manusia di sana, kamu dan aku memiliki persamaan yang, secara membuat kita kian lekat. Kita lebih senang berbincang dan berbagi cerita daripada mengikuti hingar-bingar suasana.
Aku senang mendengarkanmu bertutur mengenai ilmu kamera yang membuatku menyadari bahwa ternyata wawasanmu sangat kaya. Kau pun gemar mendengarkan candaan yang kulontarkan dengan lugunya. Memujiku bahwa aku gadis lucu yang beda dari gadis lainnya.
Aku masih belum menerka jika ternyata kamu, pria yang kuajak berbincang berdua malam itu, akan mengisi lipatan hatiku di hariku yang selanjutnya.

Meski tak memanggil satu sama lain dengan nama kesayangan, tangan kita saling menggenggam

selalu berdua tapi tak kunjung ada nama
selalu berdua tapi tak kunjung ada nama via pixshark.com
Tanpa disadari, kedekatan kita pun berlanjut. Jika dulunya kita selalu pergi bersama kawan lainnya, kini kau tak segan untuk mengajak berdua saja saat berburu momen hingga senja. Diam-diam aku menikmati tiap menitnya karena aku selalu mengiyakan ajakan makan berdua setelahnya.
Saat kita berkumpul bersama kawan pun kita tak pernah alpa untuk duduk berdua, menimbulkan pertanyaan ingin tahu yang beterbangan di udara. Kau sepertinya tidak keberatan dengan hal itu, aku pun lebih memilih diam dan menutup telinga. Ya, aku lebih memilih untuk menikmati tiap detik yang kita habiskan bersama.
Walaupun kemudian raga kita tak selalu bersama namun selalu ada cara untuk mengakalinya. Selalu ada pesan darimu kutemukan di layar ponsel sebelum aku menutup dan membuka mata di pagi buta. Ucapan selamat pagi dan selamat malam sederhana yang dengan suksesnya mengukir senyum sekaligus membuatku terpana beberapa detik setelahnya.
Ah, tahukah kamu bahwa hatiku telah berganti pemilik saat itu? Hatiku bukan lagi menjadi milikku seutuhnya, namamu juga melekat di beberapa bagian dari dirinya.


Aku tahu kamu menikmati ini. Namun seringkali, aku merasa aku di sini berusaha sendiri

sesekali kau juga menaruh cemburu
sesekali kau juga menaruh cemburu via imgfave.com
Kedekatan kita memang sepertinya sudah naik kasta. Aku tahu, sebagaimana diriku, kamu pun menikmatinya. Namun ini tak pernah mendorongmu membuat hubungan kita resmi. Dalam banyak hal, aku merasa bahwa akulah yang berusaha sendiri.
Apakah kau pernah menghitung berapa kali aku mencoba membuka percakapan hingga menjurus mengenai status kita berdua? Saat wanita lain memiliki kekasih hati yang bisa dibanggakan, aku hanya akan gigit jari. Bagaimana bisa memanggil ‘sayang’ atau mencemburui orang yang bahkan tak aku miliki?
Aku berulang kali menyegarkan pikiranku bahwa semua akan baik-baik saja. Jalani dulu, toh pasti semua ada masanya. Namun, hampir dua belas purnama berlalu dan hubungan kita masih tetap sama.
Kita tak berjeda, tapi sekaligus tak bernama.
Bahkan, tak kunjung ada jawaban yang kau lontarkan saat pertanyaan ‘siapa gadis yang bersamamu?’ menghampiri.

Salahkah jika sekarang aku menuntut kejelasan?

jodoh bisa datang dengan cara tak terduga
jodoh bisa datang dengan cara tak terduga via www.douglaserice.com
Sebut saja aku gadis kolot yang berpegang pada prinsip usang. Namun, aku menginginkan kejelasan untuk kita berdua. Apa yang begitu kau takutkan? Apakah kau belum siap untuk sebuah komitmen? Asal kau tahu, aku juga tidak siap untuk hubungan cinta yang tak bernama.
Aku tidak menuntutmu mengutarakan cinta seperti yang biasa kita lihat di acara konyol di layar kaca. Aku hanya ingin kita membicarakannya baik-baik dan membuat hubungan ini segera menemukan julukannya. Jika berbicara berdua membuat lidahmu kelu, kau boleh menuangkan pemikiranmu di surat balasan yang akan selalu kutunggu.
Jika nyatanya hubungan kita memang tidak naik tahta, toh tetap ada label ‘sahabat’ yang tetap melekat. Ya, aku tidak menuntut untuk kau jadikan pacar, aku hanya menuntut kejelasan hubungan. Sesederhana itu.

Semoga lekas ada nama untuk kita.